Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Layanan Penerbangan di Bandara H. Aroeppala Terhenti, Pariwisata Selayar Terpuruk

Senin, Januari 20, 2025 | 15.35 WIB | 0 Views Last Updated 2025-01-20T07:35:13Z
Situasi Bandara H. Aroeppala Kabupaten Kepulauan Selayar saat masih beroperasi (Photo: Istimewa) 

Realitynews.web.id | SELAYAR, – Terhentinya layanan penerbangan di Bandara H. Aroeppala sejak pandemi COVID-19 memberikan dampak signifikan pada sektor pariwisata dan perekonomian di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.  


Bandara yang berlokasi di Desa Bontosunggu, Kecamatan Bontoharu, ini mulai dirintis pada masa pemerintahan Drs. H. M. Akip Patta sebagai Bupati Kepulauan Selayar dan diresmikan oleh Menteri Perhubungan Agung Gumelar pada peringatan Hari Pembangunan Nasional, 17 September 2000.  


Pantauan awak media menunjukkan kondisi Bandara H. Aroeppala kini sepi tanpa aktivitas penerbangan. Padahal, sebelum pandemi, bandara ini selalu ramai melayani rute domestik yang mendukung mobilitas masyarakat dan wisatawan.  


Pada Maret 2023, layanan penerbangan sempat dibuka kembali oleh maskapai Wings Air dengan rute Selayar-Makassar setiap Senin dan Jumat. Namun, maskapai lain seperti Garuda Indonesia dan Citilink yang sempat beroperasi, menghentikan layanan mereka satu per satu.  


Pembangunan Bandara H. Aroeppala bertujuan mempersingkat waktu tempuh dari Makassar ke Selayar. Perjalanan darat dan laut yang biasanya memakan waktu hingga 6 jam melalui Pelabuhan Pamatata dan Bira, dapat dipangkas dengan penerbangan langsung.  


Namun, ketiadaan penerbangan ini membuat wisatawan domestik dan internasional enggan berkunjung ke Selayar. Bahkan, para investor berpikir ulang untuk berbisnis di wilayah yang dikenal sebagai taman laut dengan atol terbesar ketiga di dunia ini.  


Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Selayar, Nur Ihsan Chaerudin, S.S., mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi ini.  


“Terhentinya layanan penerbangan di Bandara H. Aroeppala sangat mempengaruhi pendapatan asli daerah. Pelaku usaha pariwisata seperti agen perjalanan, pengelola hotel, hingga pelaku UMKM yang bergantung pada wisatawan, semuanya terkena dampaknya,” ujar Nur Ihsan pada Senin (20/01/2025).  


Ia menambahkan bahwa layanan penerbangan terakhir dilakukan oleh PT Susi Air pada 2023. Bandara H. Aroeppala memiliki peran strategis, tidak hanya untuk mendukung pariwisata, tetapi juga sebagai alternatif pendaratan darurat bagi pesawat yang menghadapi gangguan teknis atau cuaca buruk saat menuju Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.  


Pelaku pariwisata lokal juga berharap pemerintah pusat segera mengaktifkan kembali layanan penerbangan. Pengelola Dive Centre Selayar Dive and Adventure, Acca, menegaskan bahwa ketiadaan akses penerbangan telah menyulitkan wisatawan, khususnya yang datang untuk menikmati keindahan bawah laut Selayar.  


“Selayar memiliki potensi wisata bahari yang luar biasa, terutama Taman Nasional Taka Bonerate. Namun, jika akses penerbangan terus terhambat, jumlah kunjungan wisatawan akan menurun. Kami berharap pemerintah segera mengaktifkan kembali layanan penerbangan demi keberlangsungan pariwisata dan ekonomi lokal,” ungkap Acca.  


Kabupaten Kepulauan Selayar selama ini dikenal sebagai destinasi wisata unggulan di Sulawesi Selatan dengan Taman Nasional Taka Bonerate sebagai daya tarik utama. Namun, terbatasnya akses transportasi udara dapat mengancam potensi ini.  


Pemerintah daerah bersama pelaku usaha pariwisata terus mendorong percepatan normalisasi layanan penerbangan di Bandara H. Aroeppala. Langkah ini diharapkan dapat mengembalikan geliat ekonomi daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Selayar yang bergantung pada sektor pariwisata. (AR) 


×
Berita Terbaru Update