Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Ketika Tradisi Menjadi Malapetaka: Pemuda Meninggal Dunia dalam Prosesi Adat

Rabu, Oktober 30, 2024 | 11.00 WIB | 0 Views Last Updated 2024-10-30T03:00:09Z

 

Tangkapan layar video adegan panggaru saat pergelaran penyambutan pengantin di Pangkep (Photo: Istimewa) 

Realitynews.web.id | PANGKEP – Seorang pemuda bernama Fajar (18) mengalami luka serius akibat terkena senjata tajam jenis badik saat mengikuti tradisi adat Mangaru di Kampung Malise, Kelurahan Pundata Baji, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep. Kejadian tragis ini terjadi sekitar pukul 11.00 WITA di rumah milik Dg. Ngiling pada Selasa, 29 Oktober 2024.


Fajar, yang merupakan warga Kampung Malise, adalah anak dari Hartono Dg Nyonri (50), seorang petani setempat. Selain Hartono, terdapat banyak saksi lain di lokasi kejadian.


Fajar terduduk lemas tak berdaya dengan badik masih terhunus setelah selesaikan proses Anggaru (Photo: Istimewa) 

Dg. Lallo (70), salah satu saksi yang juga seorang petani di desa tersebut, mengungkapkan kronologi kejadian. Ia menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi ketika Fajar, dalam tradisi Mangaru, menggunakan badik sebagai bagian dari prosesi adat untuk menyambut mempelai pria di acara pernikahan di Kampung Malise.


“Dalam suasana meriah, secara tak terduga, ujung badik yang dipegang oleh Fajar menusuk dada sebelah kirinya, menyebabkan dirinya jatuh dan tak sadarkan diri,” ungkap Dg. Lallo.


Lebih lanjut, Dg. Lallo menyatakan bahwa sesaat setelah peristiwa tersebut, korban segera dilarikan ke Puskesmas Pundata Baji untuk mendapatkan perawatan medis. Namun, nyawanya tidak tertolong, dan Fajar dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan menuju puskesmas.


Peristiwa ini membawa duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat sekitar. Acara pernikahan di rumah Dg. Ngiling, yang seharusnya penuh kegembiraan, berubah menjadi momen duka akibat kejadian yang tak terduga ini. (AR) 


×
Berita Terbaru Update