Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Angin Kencang Robohkan Pohon Kemiri, Hancurkan Rumah Janda di Dusun Gollek

Sabtu, Juli 20, 2024 | 13.01 WIB Last Updated 2024-07-20T05:04:09Z

 

Babinsa Desa Bontomarannu bersama warga bantu evakuasi rumah korban (photo: Istimewa) 

Realitynews.web.id – Suasana malam di Dusun Gollek, Desa Bontomarannu, Kecamatan Bontomanai, berubah mencekam pada Jumat, 19 Juli 2024, sekitar pukul 22.30 WITA. Angin kencang dengan kecepatan lebih dari 40 km/jam melanda desa tersebut, mengguncang setiap sudutnya tanpa henti. Di tengah badai yang mengamuk, sebuah pohon kemiri setinggi 15 meter yang telah berdiri kokoh selama puluhan tahun, tumbang dan menimpa rumah panggung milik Mawanting, seorang janda berusia 76 tahun.


Pada saat kejadian, Mawanting dan keluarganya berada di dalam rumah. Malam yang seharusnya tenang berubah menjadi mimpi buruk ketika suara gemuruh keras memecah keheningan malam. Pohon kemiri yang tumbang menembus atap ruang tamu, nyaris merenggut nyawa keluarga yang sedang beristirahat di kamar tidur. Dalam kepanikan, Mawanting hanya bisa berdoa dan memeluk erat keluarganya. Meski rumah mereka hancur, mereka semua selamat.


Serka Andi Jumahir, Babinsa Desa Bontomarannu dari Koramil 1415-04/Bontomatene, Kodim 1415/Selayar, segera merespons kabar tersebut. Dengan sigap, ia bersama masyarakat setempat mengevakuasi Mawanting dan keluarganya dari reruntuhan. Keesokan paginya, Sabtu 20 Juli 2024, warga sekitar berkumpul untuk bergotong royong membersihkan pohon tumbang dan puing-puing rumah Mawanting. Koordinasi dilakukan dengan BPBD dan Dinas Sosial Kepulauan Selayar untuk membantu perbaikan rumah.


Kondisi rumah korban pohon tumbang akibat angin kencang di dusun gollek Desa Bontomarannu (Photo: Istimewa). 


Kerugian materi diperkirakan mencapai sekitar ± 25 juta Rupiah. Meskipun demikian, selamatnya nyawa keluarga Mawanting adalah yang terpenting. Di tengah trauma, Mawanting mengucap syukur kepada Allah SWT atas keselamatan keluarganya. "Alhamdulillah, kami masih selamat," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.


Tragedi ini menggambarkan betapa rapuhnya kehidupan manusia di hadapan kekuatan alam, namun juga menunjukkan keberanian, kebersamaan, dan keteguhan hati. Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, Mawanting dan keluarganya akan membangun kembali rumah dan kehidupan mereka. Semangat dan kebersamaan masyarakat Selayar membuktikan bahwa tidak ada badai yang tidak bisa dilalui. (BM)

×
Berita Terbaru Update