Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Komisioner KPU, Muhammad Arsat Sebut Dikotomi Pulau dan Daratan Selayar Hal Lumrah

Senin, Juni 24, 2024 | 18.48 WIB Last Updated 2024-06-24T10:48:22Z

 

Komisioner KPU Kabupaten Kepulauan Selayar, Muhammad Arsat, Forum diskusi Dikotomi Pulau dan Daratan Selayar di Cafe Demokrasi (Photo: Ar/realitynews.web,id)

Realitynews.web.id – KPU Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan menggelar Diskusi Publik dengan tema "Stereotip Politik Pulau dan Daratan Selayar", bertempat di Cafe Demokrasi Warkop Tanadoang, Jl. S. Parman, Benteng Selatan, pada Sabtu (22/6/2024) malam. 


Forum diskusi ini dihadiri Wakapolres Kepulauan Selayar Kompol H. Bustan, S.H., Kajari Selayar, Hendra Syarbaini, SH, MH, Komisioner KPU dan Bawaslu, LO Bapaslon Perseorangan, Camat, Ketua / Pimpinan Organisasi Kepemudaan (OKP), Mahasiswa serta undangan lainnya. 


Sebagai pengantar diskusi Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Parmas dan SDM KPU Kepulauan Selayar Muhammad Arsat, mengatakan bahwa isu Identitas pulau dan daratan Selayar selalu dimunculkan dan menjadi bagian dari alat kampanye masing-masing pendukung dan Calon peserta Pilkada setiap momentumnya. Realitas stereotip politik pulau dan daratan merupakan hal yang lumrah dalam dunia perpolitikan di Kepulauan Selayar.


"Dalam beberapa tahun bahkan hingga sekarang stereotip atau dikotomi ini juga telah merasuki dunia kepemudaan di Kepulauan Selayar. Sebab dengan alasan itulah kemudian, kami di KPU Selayar mengangkat tema itu untuk menjadi bahan renungan, masih realtekkah isu tersebut dengan kondisi saat ini? ," Ungkap Muhammad Arsat. 


Lebih Lanjut, dia menjelaskan stereotip pada dasarnya adalah mencoba mengambil sesuatu untuk dibesarkan. Misalnya, apakah orang yang dianggap memiliki kekuatan politik yang kuat itu, dianggap sebagai kuat atau diartikan lemah. Jika lemah akan berusaha memperkuat dengan stereotip dan memberi pelabelan tertentu. 


Pelabelan inilah kemudian akan muncul dalam momentum Pilkada. Terbukti publik saat ini sudah tampak adanya bakal calon bupati yang akan maju dalam Pilkada Kepulauan Selayar tahun 2024 sudah mulai melakukan pencarian wakil bupati. 


Dalam pencarian bakal pasangan pemimpin tersebut, sudah mulai ada pertautan antara pulau dan daratan Selayar. Hal ini tak ada bedanya sama dengan realita politik di beberapa pertarungan pilkada sebelumnya. 


"Tapi pada dasarnya apakah stereotip antara pulau dan daratan itu adalah realita yg substantif? Tidak. Menurut saya dia adalah realitas prosedural. Sebab, pada dasarnya demokrasi tidak berbicara dikotomi, melainkan demokrasi itu berbicara soal penyatuan dan persamaan dari perbedaan suku, ras dan golongan,“ Kata Arsat. 


Arsat menegaskan bahwa demokrasi di kabupaten Kepulauan Selayar tidak boleh hanya berbicara tentang pulau dan daratan saja, akan tetapi demokrasi itu harus berbicara tentang ide dan gagasan, visi dan misi bakal calon sebagai peserta Pilkada demi terciptanya kehidupan masyarakat yang lebih baik kedepannya.



×
Berita Terbaru Update